Selasa, 16 Juni 2009

Investasi Eksplorasi

Investasi baru maupun tambahan investasi yang sudah ada diperlukan untuk eksplorasi industri migas hulu di Indonesia. Dengan konsumsi minyak nasional tahun ini yang diperkirakan mencapai 1,3 juta barel per hari, investasi eksplorasi yang dibutuhkan per tahunnya mencapai USD 500 juta.---------------------------
Dengan produksi 2008 sebesar 988,000 barrel/hari maka tekor nya produksi dibandingkan dengan konsumsi migas kita ternyata lebih dari 300,000 barrel/hari. Pemenuhannya atentunya dari import BBM yang sudah jadi atau import crude untuk diolah didalam negeri. Itupun kalau kilang kita mampu.
Bagaimana perbandingan antara konsumsi kita /hari dibandingkan dengan penemuan cadangan baru ? Saya hanya punya informasi bahwa penemuan cadangan dari kegiatan eksplorasi dari bulan Januari 2006 hingga Juni 2007 adalah 35 juta barrel. Khabarnya cadangan terbukti yang ada adalah 7 milyar barrel (???). Bapak Bapak BP MIGAS please correct me.Bagaimana penemuan cadangan baru tahun 2007-2008 ? Sepertinya saya tidak mendengar khabar adanya penemuan cadangan baru yang significant. Mohon pencerahan.
Dari angka2 tsb, kita sangat prihatin akan berapa lama kita mampu mempertahankan cadangan migas kita .Angka potential reserve dari 60 cekungan kita kata para ahli geologi (IAGI) sangat besar , yang memang harus dilakukan eksplorasi untuk membuktikannya menjadi proven reserve.
Para ahli ilmu kebumian (geologi, geofisika, perminyakan) seyogyanya bahu membahu untuk membantu Pemerintah menentujkan strategi bagaimana eksplorasi ini dilakukan, agar dana besar yang diperlukan ini tidak sia2.Lalu uangnya dari mana ?
Pemerintah seyogyanya juga ikut cawe2 atau andil keluar uang , jangan melulu dari investor, untuk melakukan studi agar strategi tsb dapat ditindak lanjuti para investor.Orang makanpun tiap pagi kan harus ada yang dikeluarkan, kalau nggak nanti bisa sakit perut lho. Maaf.
KMI dengan segebok pakar ahli kebumiannya menurut saya dapat dilibatkan dalam studi tsb atau pemikiran2 lain berkaitan dengan mensukseskan eksplorasi migas di Bumi Pertiwi ini. Ahli ilmu kebumian di milis migas ini kan ada yang anggota IAGI, HAGI, IATMI, Perguruan Tinggi, ITB, UGM, UPN, Trisakti, dll. Ada dari banyak instansi Pemerintah yang punya kewenangan seperti ESDM, Ditjen Migas, BP Migas, dll .Monggo urun suara
Tanggapan 1 - Ferdiansyah, Djaja@Talisman-Energy
Menarik sekali apa yang disampaikan pak Sulis pada tulisannya, dan sebagai seorang pekerja di lingkungan usaha hulu migas, kami ingin sharing dan mencoba menyampaikan sedikit apa yang kami dapat dalam mendukung kegiatan pencarian migas ini.
Kesinambungan ketersediaan migas bagi negara penghasil minyak seperti Indonesia diartikan sebagai upaya terus-menerus menemukan cadangan baru. Walaupun migas adalah non-renewable resources tapi jumlahnya cukup banyak yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Tahun-tahun terakhir ini produksi minyak mentah Indonesia terus menurun, sedangkan kebutuhan meningkat terus. Iklim investasi yang kondusif untuk eksplorasi dan ekploitasi migas perlu didorong. Dicari suatu kebijakan agar pelaku ekonomi baik itu berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri diberikan iklim yang baik agar mereka berkeinginan menggeluti bisnis migas, mengingat bisnis ini beresiko tinggi serta membutuhkan modal yang besar.
Kegiatan usaha hulu migas diawali dengan tahapan eksplorasi dimana unsur taruhan dalam tahapan ini harus dihadapi dan dilanjutkan tahapan-tahapan berikutnya yakni fase produksi & pengembangan, dan fase produksi wilayah kerja mature. Pada wilayah kerja mature, tingkat produksi cenderung turun secara alami, dan tanpa diikuti usaha yang maksimal maka lapangan tidak dapat lagi diproduksikan. Para pelaku usaha migas akan berusahaa sekuat tenaga meningkatan dan atau minimal mempertahankan angka produksi yang sudah ada. Diperlukan usaha eksplorasi baru di WKP yang tersisa untuk meningkatkan cadangan. Pola kegiatan seperti ini adalah merupakan suatu siklus tanpa henti dalam industri migas.
Semua tahapan tersebut tentunya memerlukan studi geologi dan geofisika mendalam (seismik) untuk membuktikan adanya migas dibawah permukaan bumi ini. Kegiatan seismik tidak hanya diperlukan pada tahapan eksplorasi, namun diperlukan juga pada tahapan eksploitasi (development), i.e. pemboran sumur water injeksi (waterflood). Kegiatan seismik, khususnya di darat (onshore) lebih banyak bersinggungan langsung dengan realita sosial/kemasyarakatan dimana lintasan survey melewati tanah/kebun dan hak-hak milik warga lainnya. Tahapan kegiatan seismik di lapangan, diawali dengan proses mendapatkan perizinan prinsip dari bupati/walikota setempat dan presentasi, sosilaisasi langsung ke masyarakat untuk menyampaikan aspek teknis dan nilai kompensasi, dan dilanjutkan pelaksanaan pekerjaan. Kendala yang didapat adalah pada saat sosialisasi, terkadang warga meminta kompensasi yang berlebihan diluar ketentuan yang ada (khusus di Sumatera Selatan diatur dalam SK Gub.No. 20/2004), dan kekhawatiran warga terhadap penembakan yang dapat berpengaruh terhadap tanam-tumbuh (getah karet???). Kemudian, pada saat pelaksanaan (drilling dan recording); ini tahapan yang kritis dan sering terhambat pelaksanaanya yang dapat menyebabkan kegagalan keseluruhan projek dan juga sering ditunggangi pihak yang tidak bertangung-jawab untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Sudah jamak terjadi di lapangan adanya tindakan pemaksaan kehendak yang dilakukan warga, seperti pemotongan kabel dan penyanderaan/perusakan peralatan serta penghentian proses kegiatan sebelum dicapai kesepakatan tertentu. Tindakan offset lintasan (3D) dan kompen lintasan (2D), yang secara teknis masih dapat diterima, terpaksa dilakukan untuk menghindari tanah/kebun warga yang menuntut berlebihan di luar ketentuan yang ada. Dengan komitmen yang tinggi untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya, petugas lapangan dengan sabar dan telaten terus bertemu langsung ke rumah-rumah warga, bermusyawarah dan memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya. Pemerintah tentunya mempunyai ekpetasi yang tinggi terhadap pemenuhan target produksi, namun kendala di lapangan (khususnya pekerjaan survey seismik daratan) memerlukan kebijakan dan perhatian yang komprehensif. Peranan dan asistensi pemda setempat dan pihak-pihak terkait lainnya dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi sangat diperlukan. PAD yang didapat dari bagi hasil migas sangat significant membantu pembangunan daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar